Muhammad
Bagaskara Pratama
S1115.171
Pada dasarnya
komponen-komponen neraca pembayaran merupakan hal-hal tranksaksi perdagangan
dan keuangan yang masuk ataupun keluar dalam jangka waktu tertentu di sebuah
negara. Komponen-komponen tersebut dibagi menjadi :
Transaksi Dagang (Trade Transaction)
Transaksi Pendapatan Modal (Income on investment)
Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi Utang Piutnag Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi Utang Piutang Jangka Pendek (Short Term Loan)
Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Accommodating)
Defisit
atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran
yang melebihi penerimaan disebut defisit;
Neraca perdagangan (balance of trade) adalah sebuah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara nilai moneter antara ekspor dan
impor. Neraca perdagangan biasa disebut dengan ekspor netto. Neraca perdagangan
yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya
melebihi impor, dan biasa disebut surplus perdagangan. Sementara itu jika
neraca perdagangan menunjukkan kondisi negatif artinya nilai moneter impor
melebihi ekspor, dan disebut sebagai defisit perdagangan.
A.
Neraca
Defisit
Dua
neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan
neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor
dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara
keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan
dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri
melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang
menimbulkan defisit tersebut.
Defisit
dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan
mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing
akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal.
Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan
pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan
usaha baru.
Dengan
demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit
dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi
kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap
negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah
pembayaran lebih besar daripada jumlah penerimaan (transaksi kredit <
transaksi debet). Suatu Negara jika mengalami kelebihan impor dan kelebihan
tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan
(stok) nasional maka Negara tersebut sedang mengalami defisit total. Pembayaran defisit
dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral luar negeri.
Dampak Neraca
Pembayaran Defisit
Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka dampak yang akan
terjadi sebagai berikut:- Produsen dalam negeri tidak dapat bersaing dengan barang-barang impor.
- Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar.
- Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari PHK
Ketiga
dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah
penurunan harga (deflasi).
Dari tabel di atas, Indonesia hanya
mengalami surplus perdagangan dengan China pada 2003 sebesar 535 juta dollar
AS, tepatnya 1 tahun sebelum pelaksanaan Free Trade Area. Dan sejak 2004
hingga Nov 2009, Indonesia ‘konsisten’ mengalami defisit perdagangan dengan
China dan mencapai defisit terbesar pada 2008 yakni USD -7.2 miliar atau setara
Rp 70 triliun. Ini berarti penerapan CAFTA khususnya antara Indonesia-China
telah memberi keuntungan yang sangat besar bagi Republik Rakyat China.
Pada tahun 2008, ekspor China ke
Indonesia meningkat sebesar 652 % dibanding 2003. Sementara pada
periode yang sama, Indonesia hanya mampu meningkatkan ekspor ke China sebesar
265%. Ini berarti, China mendapat keuntungan hampir 3 kali lipat sejak
dibukanya perdagangan bebas dengan Indonesia. Jumlah rata-rata penjualan produk
China di Indonesia meningkat hingga 400% dalam kurun 5 tahun terakhir. Maka
tidaklah heran bilamana berbagai produk yang kita gunakan/temui sehari-hari
bertuliskan “MADE IN CHINA“. Mulai dari barang
elektronik berteknologi tinggi seperti ponsel, kamera, mp3/mp4/mp5
player, setrika, televisi, motor, mesin-mesin, hingga produk-produk
berteknologi rendah seperti pakaian (tekstil), mainan anak-anak, makanan,
kertas, jam, pensil, perabot rumah tangga, paku dll.
Contoh berikutnya, di table berikut
ini digambarkan bentuk kerjasama perdagangan antara Indonesia dengan Negara
lain.
. Secara keseluruhan,
Indonesia menunjukkan defisit terhadap kawasan ASEAN dan Australia
Oceania. Defisit dalam jumlah signifikan ditunjukkan dengan negara Cina,
Australia dan Selandia Baru masing-masing 2503, 171 dan 207 juta dolar.
Secara umum komoditi ekspor masih didominasi oleh komoditi primer atau manufactured
product.
B.
Neraca
Surplus
Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah
penerimaan lebih besar daripada jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit>
transaksi debet). Jika BOP
surplus, bank sentral dapat membayar utang luar negerinya atau
memperoleh aset cadangan tambahan dari luar negeri.
Analisis : Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perdagangan Indonesia dan Turkmenistan belum menunjukkan nilai yang signifikan dan cenderung fluktuatif. Namun secara umum Indonesia hampir selalu mengalami surplus neraca perdagangan.
Tabel di atas merupakan contoh
neraca pembayaran Indonesia di tahun 2008-2010. Jika kita lihat secara
keseluruhan, dari beberapa sektor menunjukkan hasil surplus. Sektor perdagangan
yang meliputi ekspor merupakan penyumbang surplus terbesar di neraca ini. Dari
sektor penyediaan jasa masih mengalami defisit. Hal ini disebabkan kita masih
memprioritaskan ekspor migas sebagai sumber pendapatan utama negara. Sedangkan
sektor pariwisata memiliki potensi yang sangat baik untuk meningkatkan peluang
surplus neraca pembayaran Indonesia. Untuk itu harus ditingkatkan
kegiatan-kegiatan pariwisata beserta sarana dan prasarana pendukung, untuk
menjadikan sektor pariwisata sebagai penyumbang surplus utama bagi neraca pembayaran
Indonesia.
Masih dari table diatas, Tabel 1
menunjukkan bahwa perkembangan ekspor dan impor (termasuk data triwulanan)
senantiasa menunjukkan surplus. Pada tahun 2009 data neraca transaksi
berjalan (current account) menghasilkan surplus 10.7 miliar dolar. Hingga
tahun triwulan ke dua tahun 2010, jumlah cadangan devisa nasional mencapai 76.3
miliar dolar. Kondisi optimis tersebut juga terlihat dari neraca modal (capital
account), dimana sudah recovery sesudah mengalami krisis pada tahun
2008, ditunjukkan dengan angka negatif sejak triwulan ke empat 2008 hingga
triwulan ke dua tahun 2009. Meskipun demikian, fenomena krisis tersebut
masih mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang positif,
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar