Rabu, 09 Oktober 2013

Identifikasi Masalah Beberapa Jenis Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran


Muhammad Bagaskara Pratama
S1115.171

Pada dasarnya komponen-komponen neraca pembayaran merupakan hal-hal tranksaksi perdagangan dan keuangan yang masuk ataupun keluar dalam jangka waktu tertentu di sebuah negara. Komponen-komponen tersebut dibagi menjadi :

  Transaksi Dagang (Trade Transaction)
  Transaksi Pendapatan Modal (Income on investment)
  Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
  Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
  Transaksi Utang Piutnag Jangka Panjang (Long Term Loan)
  Transaksi Utang Piutang Jangka Pendek (Short Term Loan)
  Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Accommodating)

Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit
Neraca perdagangan (balance of trade) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara nilai moneter antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan biasa disebut dengan ekspor netto. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor, dan biasa disebut surplus perdagangan. Sementara itu jika neraca perdagangan menunjukkan kondisi negatif artinya nilai moneter impor melebihi ekspor, dan disebut sebagai defisit perdagangan.

A.    Neraca Defisit
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru.
Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada jumlah penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara jika mengalami kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan (stok) nasional maka Negara tersebut sedang mengalami defisit total. Pembayaran defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral luar negeri.

Dampak Neraca Pembayaran Defisit Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka dampak yang akan terjadi sebagai berikut:
  • Produsen dalam negeri tidak dapat bersaing dengan barang-barang impor.
  • Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar.
  • Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah penurunan harga (deflasi).
http://2.bp.blogspot.com/-SuxwQsWQqrw/T66I3Z-cHTI/AAAAAAAAAF4/bvJ9YmhgiFc/s320/a.gif
Dari tabel di atas, Indonesia hanya mengalami surplus perdagangan dengan China pada 2003 sebesar 535 juta dollar AS, tepatnya 1 tahun sebelum pelaksanaan Free Trade Area. Dan sejak 2004 hingga Nov 2009, Indonesia ‘konsisten’ mengalami defisit perdagangan dengan China dan mencapai defisit terbesar pada 2008 yakni USD -7.2 miliar atau setara Rp 70 triliun. Ini berarti penerapan CAFTA khususnya antara Indonesia-China telah memberi keuntungan yang sangat besar bagi Republik Rakyat China.
Pada tahun 2008, ekspor China ke Indonesia meningkat sebesar 652 % dibanding 2003. Sementara  pada periode yang sama, Indonesia hanya mampu meningkatkan ekspor ke China sebesar 265%. Ini berarti, China mendapat keuntungan hampir 3 kali lipat sejak dibukanya perdagangan bebas dengan Indonesia. Jumlah rata-rata penjualan produk China di Indonesia meningkat hingga 400% dalam kurun 5 tahun terakhir. Maka tidaklah heran bilamana berbagai produk yang kita gunakan/temui sehari-hari bertuliskan “MADE IN CHINA“. Mulai dari barang elektronik berteknologi tinggi seperti ponsel,  kamera, mp3/mp4/mp5 player, setrika, televisi, motor, mesin-mesin, hingga produk-produk berteknologi rendah seperti pakaian (tekstil), mainan anak-anak, makanan, kertas, jam, pensil, perabot rumah tangga, paku dll.
Contoh berikutnya, di table berikut ini digambarkan bentuk kerjasama perdagangan antara Indonesia dengan Negara lain.
http://iwanuwg.files.wordpress.com/2010/11/tabel-3.jpg?w=450&h=236
.  Secara keseluruhan, Indonesia menunjukkan defisit terhadap kawasan ASEAN dan Australia Oceania.  Defisit dalam jumlah signifikan ditunjukkan dengan negara Cina, Australia dan Selandia Baru masing-masing 2503, 171 dan 207 juta dolar.  Secara umum komoditi ekspor masih didominasi oleh komoditi primer atau manufactured product.



B.    Neraca Surplus
 Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet). Jika BOP surplus, bank sentral dapat membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadangan tambahan dari luar negeri.
Image
Analisis :
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perdagangan Indonesia dan Turkmenistan belum menunjukkan nilai yang signifikan dan cenderung fluktuatif. Namun secara umum Indonesia hampir selalu mengalami surplus neraca perdagangan.
Contoh berikutnyahttp://iwanuwg.files.wordpress.com/2010/11/tabel-1.jpg?w=450&h=292
Tabel di atas merupakan contoh neraca pembayaran Indonesia di tahun 2008-2010. Jika kita lihat secara keseluruhan, dari beberapa sektor menunjukkan hasil surplus. Sektor perdagangan yang meliputi ekspor merupakan penyumbang surplus terbesar di neraca ini. Dari sektor penyediaan jasa masih mengalami defisit. Hal ini disebabkan kita masih memprioritaskan ekspor migas sebagai sumber pendapatan utama negara. Sedangkan sektor pariwisata memiliki potensi yang sangat baik untuk meningkatkan peluang surplus neraca pembayaran Indonesia. Untuk itu harus ditingkatkan kegiatan-kegiatan pariwisata beserta sarana dan prasarana pendukung, untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai penyumbang surplus utama bagi neraca pembayaran Indonesia.

Masih dari table diatas, Tabel 1 menunjukkan bahwa perkembangan ekspor dan impor (termasuk data triwulanan) senantiasa menunjukkan surplus.  Pada tahun 2009 data neraca transaksi berjalan (current account) menghasilkan surplus 10.7 miliar dolar.  Hingga tahun triwulan ke dua tahun 2010, jumlah cadangan devisa nasional mencapai 76.3 miliar dolar.  Kondisi optimis tersebut juga terlihat dari neraca modal (capital account), dimana sudah recovery sesudah mengalami krisis pada tahun 2008, ditunjukkan dengan angka negatif sejak triwulan ke empat 2008 hingga triwulan ke dua tahun 2009.  Meskipun demikian, fenomena krisis tersebut masih mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang positif,



Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar